Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Corona Menyerang, Waspada Dua Masalah Ini

Rabu, April 29, 2020 | 22:29 WIB Last Updated 2020-04-29T15:32:29Z
Ilustrasi 

onlinepantura.com JAKARTA – Sejak awal Februari 2020. WHO telah mengatakan bahwa ancaman situasi pandemi saat ini bukan hanya wabah dari virus Covid-19 saja, tapi juga banjir informasi yang tidak diketahui akurasinya. Pengamat Media Sosial dari PR2media, Engelbertus Wendratama mengatakan bahwa selain pandemi wabah, masyarakat juga harus waspada terhadap infodemi banjir informasi.

“Pandemi ini bukan hanya wabah atau virus corona, tapi juga infodemi, yaitu banjir informasi, baik akurat maupun tidak, yang mengakibatkan kebingungan di masyarakat dunia,”ujarnya dalam sebuah acara diskusi di Jakarta belum lama ini.

Dalam riset yang dilakukan PR2Media, Whatsapp (selanjutnya disingkat WA) adalah platform terbesar yang mampu secara cepat menyebarkan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Namun sayangnya hal ini kemudian menjadi ancaman terjadinya bias informasi pada masyarakat.

“Banyak riset yang sudah memvalidasi bahwa banjir informasi menyebabkan kebingungan di konsumen media sosial, sehingga terjadi confirmation bias,”ucapnya.

Selanjutnya, konsumen media sosial menjadikan informasi yang tidak bertanggungjawab menjadi sebuah informasi yang diyakini kebenarannya, sehingga individu tersebut akan mencari informasi yang sebenarnya ia inginkan, bukan berdasarkan informasi yang objektif dan akurat.

“Seseorang yang sudah kena informasi hoaks, cenderung mencari informasi yang memberikan keamanan emosional dan keyakinan dirinya secara pribadi, bukan informasi yang objektif dan akurat,” lanjutnya.

Dalam kondisi seperti ini, bukan tidak mungkin kelompok radikalisme menggunakan potensi tersebut untuk meningkatkan eksistensinya ditengah besarnya ketergantungan informasi melalui internet dan media sosial dalam situasi pandemi Corona.

“Situasi krisis dimanfaatkan kelompok radikal kanan dan kiri untuk memvalidasi pandangan ekstrim mereka. Yang memperparah adalah adanya teori konspirasi yang digunakan sehingga sebuah informasi menjadi liar,” tutupnya.***
×
Berita Terbaru Update