Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Ketum RNA 98, Sayed Junaidi Rizaldi Jadi Pembicara Pada FGD BEM Nusa Putra Dan Menwa Detasemen Sukabumi

Kamis, Oktober 24, 2019 | 15:06 WIB Last Updated 2019-10-24T08:06:43Z

onlinepantura.com SUKABUMI - Resimen Mahasiswa (Menwa) Mahawarman Detasemen Sukabumi bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Nusa Putra menggelar kegiatan Forum Group Discussion (FGD) yang bertemakan "Mewujudkan Harmonisasi Antar Elemen Bangsa Menuju Indonesia Bermartabat" bertempat diAula Serbaguna Universitas Nusa Putra Cibolang Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis 24 Oktober 2019.

Tampak pada kegiatan dihadiri oleh
Adang Hidayat, S.Sos., M.Si (Kabid Politik Dalam Negeri Kesbangpol Kab. Sukabumi), Sayed Junaedi Rizaldi, M.Si (Ketua Rembuk Nasional Aktivis 98), Prof.Dr. KH. M. Fajar Laksana, MM (Tokoh Masyarakat/ Pimpinan Ponpes Dzikir Al-Fath), Muslih (Warek 3 Univ. Nusa Putra), Muhamad Muslih, ST.,M.Kom (Warek 3 UNP), Ahmad Rayadie (PWI Kota Sukabumi).

Gia Yosep Gunawan Komandan Detasemen Menwa Sukabumi sebagai perwakilan panitia dalam sambutannya mengatakan, Semoga acara sederhana ini dapat memberikan kontribusi positif bagi bangsa.

Selain itu, Kita harus terus menjalin silaturhmi dan menjunjung komitmen kita dalam menempatkan Pancasila sebagai ideolpgi bangsa  dan mengawal perjalanan bangsa dan negara ini agar selalu sesuai dengan falsafah dan konstitusi negara,"ungkapnya.

Demikian halnya Billy Saputra Ketua BEM Universitas Nusa Putra dalam sambutannya mengatakan, Acara ini digagas untuk mencermati kondisi bangsa hari ini, semoga bangsa kita kembali bersatu setelah melewati pilpres 2019.

Semoga semua  elemen bangsa kembali saling berjabatan tangan dan bersatu untuk keutuhan NKRI,"jelasnya.

Muhamad Muslih, ST., M.Kom* Warek 3 Universitas Nusa putra mewakili Rektor Universitas Nusa Putra menyampaikan,
Semoga pada kegiatan seperti  ini bisa menumbuhkan basionakisne di generasi muda, bisa memicu semangat kita membangun bangsa ke arah yang lebih baik karna Sebagai bangsa kita harus melejat karakter bangsa yg berupa kearifan lokal,"ucapnya.

"Generasi bangsa harus memahami kondisi bangsa yg seseungguhya. Perlu penguatan karakter bangsa di kalangan generasi muda. "Bisa dimulai dari lingkungan keluarga serta harus mampu bangun karakter baik di keluarga dan lingkungan,"paparnya.

Kabid Politik Dalam Negeri Kesbangpol Kabupaten Sukabumi, Adang Hidayat, S.Sos., M.Si sekaligus sebagai narasumber diskusi dalam paparnya mengatakan, Harmonisasi adalah kemitraan, karena itu Tugas kesbangpol adalah mengkoordinasikan keamanan di daerah.

Dirinya berpesan, Mahasiswa punya hak untuk menyampaikan aspirasi namun harus sesuai aturan yang berlaku. Diharapkan untuk menjaga harmonisasi bangsa khususnya  di Sukabumi.

Diharapkan mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya dapat menjadi mitra Kesbangpol dengan baik,"harapnya.

Sayed Junaedi Rizaldi, M.Si Ketua Rembuk Nasional Aktivis 98 sebagai narasumber diskusi, dalam paparannya mengatakan, bahwa Proses demokratisasi di Indonesia berjalan lebih cepat darupada di negara lain

Siapa, apa dan mendapat apa dalam teori politik, karena Persoalan politik bila kita tidajk bersandar pada nilai budaya, Harmonisasi bangsa ibarat nada bisa sumbang terutama  oleh masalah hoax.

Menurutnya, Gadget jadi teori politik baru. Dulu perlu beberapa tahao baru bisa terjadi pergerakan. Sekarang ini cepat. Elit  cepet terpengaruh.
Harmonisasi terjadi bila ada kritik. Jika tidak ada cek and balance akan bahaya.

Bangsa kita tidak akan pecah karena kita punya nilai, seperti diturunkan dari leluhur. "Indonesia ini adalah bangsa besar, lebih maju dari apa yang ada di negeri lain," jelasnya.

Prof. Dr. KH. M. Fajar Laksana, MM Tokoh Masyarakat/ Pengasuh Ponpes Dzikir Al-Fath Sukabumi, sebagai narasumber diskusi dalam paparnya menjelaskan, Kebutuhan paling mendasar dalam pembangunan adalah keamanan dan stabilitas kehidupan sosial, budaya dan politik dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Sehebat apapun juga pembangunan yang dilakukan oleh suatu negara. akan hancur dalam seketika ketika terjadi ganguan keamanan dan instabilitas dalam berbangsa dan bernegara. Maka salah satu modal utama dalam pembangunan adalah keamanan dan stabilitas  dan untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan harmonisasi antar elemen di NKRI terutama setelah pelantikan presiden RI,"paparnya.

Perlu kita jalin kembali persatuan dan kesatuan bangsa agar bisa terlaksana pembangunan mewujudkan keadilan dan kesejahtraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan Jika ingin mengetahui kondisi Indonesia  sebenarnya, jangan bertanya ke medsos, tapi harus ditanya ke ahlinya. Ada 186 kerajaan di Indonesia. Para leluhur bangsa ini dan leluhur Sukabumi mengamanatkan untuk menjaga NKRI,"ungkapnya.

Solihin/red



×
Berita Terbaru Update