Kini Supirman sangat membutuhkan uluran tangan para dermawan.
Pasalnya, Supirman terkena lagi ujian besar, rumahnya di Desa Sapanang Jeneponto yg merupakan peninggalan orang tuanya juga ikut korban hanyut akibat luapan air sungai.
Tante dan sepupunya yang menjadi tumpuan selama ini dinyatakan hilang selama 2 hari setelah akhirnya ditemukan mayatnya dan sudah dikebumikan tadi, Minggu (27/01/2019)
Supirman yang yatim, sejak kecil ditinggal mati oleh ayahnya dan diasuh oleh neneknya sampai semester 4 yang lalu nenek yang mengasuhnya sejak kecil juga meniggalkannya di Dunia.
Mahasiswa semester 7 tersebut pada awalnya mendaftarkan diri melanjutkan pendidikan kuliah hanya bermodalkan kenekatan, awal kuliah, Supirman selalu pulang di setiap hari sabtu dan ahad untuk membantu neneknya di sawah dan di kebun.
Kehilangan nenek tercintanya membuat Supirman tidak berputus asa hingga akhirnya dia menjalani kuliah sambil kerja sendiri untuk menghidupi dirinya dan biaya kuliahnya.
Pada awalnya supirman tinggal di masjid perumahan Mawang Asri, Kabupaten Gowa namun tidak bertahan lama karena kesulitan dalam membagi waktu antara kuliah sambil kerja dan membersihkan masjid/azan setiap memasuki waktu shalat.
Hingga sekarang Supirman tinggal indekos di sekitar Perumahan Paopao sambil mengajar di sekolah, demi menghidupi hidupnya sambil kuliah.
Sampai-sampai sering terlambat datang kuliah bahkan sering alfa kuliah karena beban pekerjaan.
Supirman sering ditegur oleh dosen karena sering terlambat namun dia tetap memilih menutup diri tentang nasib yang dialaminya.
Hal ini langsung direspon oleh Ketua Rumah AspirasiTA' Jeneponto Muh Hasbi Azis Agani meminta kepada seluruh masyarakat untuk membantu Suparman yang sekarang kesulitan dari berbagai lini.
" Insyaallah, kami akan kawal kakanda Supirman" katanya, Senin (28/1/2019)
Bagi para masyarakat yang ingin berdonasi membantu Supirman bisa berdonasi lewat kontak +62 823-5370-1877.
Red
