Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pengasuh Ponpes Al-Muhajirin 3, KH. Anang Nasihin, MA Buka Diskusi Interaktif

Rabu, November 27, 2019 | 14:16 WIB Last Updated 2019-11-27T07:16:47Z

onlinepantura.com PURWAKARTA -
Mahasiswa Alhith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah
(MATAN) dan Ponpes Al-Muhajairin 3 Purwakarta menggelar Diskusi Interaktif Pentingnya Tasawuf dan Islam Rahmatan Lil'alamin di era milenial menangkal radikalisme & ekstrimisme yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara pada Rabu, 27 November 2019, sekitar pukul 09.00-11.45 WIB, bertempat di aula Ponpes Almuhajirin 3 Citapen Purwakarta.

Diskusi Interaktif dengan tema "Pentingnya Tasawuf dan Islam Rahmatan Lil 'alamin Di era Milenial Menangkal Radikalisme dan Ekstrimisme yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara" ini  dimoderatori oleh Ustad Okta Riadi, S.Hum. diawali pembacaan tawasul oleh Ust. Bayu Mahbuby, Lc.

Tampak pada kegiatan dihadiri oleh Zeni Rafli (Mudir JATMAN Purwakarta), KH. Marfu Muhyidin Ilyas, MA (Pimpinan Ponpes Almuhajirin 1), Dr.H. Sri Muldriyanto, M.Pd (Ketua PC Matan Purwakarta), Drs. Uus Usna, M.Si (Kepala kesbangpol Purwakarta), KH. Anang Nasihin, MA (Pimpinan Ponpes Al-Muhajirin 3), AKP Budi Harto (Kapolsek Sukatani), Aiptu Ajat Sudrajat (Staf Binmas Polres Purwakarta),  Serka Suparta (Babinsa Koramil Sukatani), Staf 1 Kodim 0619/Purwakarta, Yusuf Setiawan (BEM STAI Al-Muttaqin), KH. Drs Bahir Mukhlis (Ketua PCNU Purwakarta).

KH. Anang Nasihin, MA (Pimpinan Ponpes Al-Muhajirin 3/Ketua Panitia), dalam sambutannya mengatakan,
Diskusi ini untuk menanamkan bagaimana  lebih mencintai terhadap khazanah keilmuan islam.

Menurutnya, Bagaimana manfaat tasawuf bisa menangkal radikalisme dan ekstrimisme, harus dikaji intensif dan duarahkan untuk kemaslahatan bangsa dan negara,"jelasnya.

Demikian juga AKP Sugih Harto (Kapolsek Sukatani Purwakarta) yang hadir berpesan, bahwa para Kaum milenal dalam menjalankan hak dan kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini jangan sampai menjadi bagian dari pelaku radikalisme dan ekstrimisme,"pesan Kapolsek.

Drs. Uus Usna, M.Si Kepala Kesbangpol Purwakarta, sebagai narasumber dalam pemaparannya menjelaskan,
Purwakarta merupakan daerah lintasan ibukota, dan provins ada dampak posirif dan negatifnya.

Kaum milenial merupakan generasi harapan bangsa. Jika kaum muda dari sekarang tidak diingatkan untuk hal hal positif, rawan terbawa arus yang bisa membuat negara ini rusak,"ungkapnya.


Saya berharap kepada seluruh kaum milenial Indonesia khususnya di wilayah Purwakarta, tidak terkontaminasi hal-hal negatif yang dapat merusak nangsa dan negara.,"harapnya.

Dalam kesempatan yang sama KH. Marfu Muhyidin Ilyas, MA Pengasuh Ponpes Almuhajirin 1 yang juga merupakan Tokoh ulama muda Purwakarta yang juga narasumber mengatakan, Yang dimaksud Alquran surat Al-Anbiya ayat 107 yang menjadi rahmat bagi semesta alam adalah diri Rasulullah.

Islam pasti melekat dengan Rosulullah, karena Rosulullah adalah rahmatan lil alamin, maka otomatis Islam adalah rahmatan Lilalamin,"ucapnya.

"Jika ada pihak yang memperkenalkan Islam dengan cara-cara yang tidak baik (tidak rahmatan lil alamin), tidak seperti yang dicontohkan Rosulullah, maka patut dipertanyakan.

Rosulullah selalu mengedepankan kasih sayang sekalipun kepada yang membencinya. Sikap buruk orang dianggap sebagai ketidakktahuan orang. Itu yang dilaksanakan Nabi. Sehingga dimanapun dan kapanpun Rosulullah selalu menebar kasih sayang,"jelasnya lebih jauh.

Menurutnya, Kata Imam Nawawi, dakwah itu harus lemah lembut, santun sesuai apa yang dicontohkan Rosulullah. Ajaran Islam yang paling bisa digunakan menangkal radikalsme itu adalah tasawuf.

Dan Jantungnya tasawuf adalah rahmatan lil alamin. Sudut pandang hakikat tasawuf adalah melihat kedalam, bukan pada cangkang atau kemasan.

Inilah yang bisa membawa kita tidak bersikap radikal, tidak kasar kepada orang lain.

Begitu juga Ketua PC Matan Purwakarta,Dr.H. Sri Muldriyanto, M.Pd   menyampaikan, "Peranan tasawuf dalam  menghadapi radikalisme adalah dalam kontra Radikalisme.

Radikalisme adalah akar dari terorisme
, Bayani , irfani (ma'rifat qolbu). Tujuan ilmu untuk membangun pengertian pengetahun. Kalo tasawuf adalah untuk membangun kesadaran. Kesadaran adalah syarat mutlak untuk berislam.

Tasawuf adalah jalan untuk cinta dan pembiasaan. Tunjuannya adalah untuk membangun cinta. Jadi cinta adalah inti dari tasawuf,"katanya.

Cara hadapi radikalisme menurut BNPT ada dua , yaitu Pendekatan kontra radikalisme, atau pencegahan /preventif dan Pendekatan deradikalisme.


Staf Binmas Polres Purwakarta
, Aiptu Ajat Sudrajat perwakilan  Binmas Polres mengatakan, Tugas kepolisian adalah Memelihara keteetiban kemanan masyarakat,
Penegakan hukum, Melindungi dan mengayomi masyarakat.

Radikalsme secara garis besar meliputi Radikaisme agama, yang ingin ganti pancasila sebagai dasar negara.  Dan Radikalisme sekuler, yang ingin memisahkan pancasila dari agama,"ungkapnya.

Cara mencegah radikalisme, diantaranya  adalah dengan  Memperkenalkan dan meningkatkan pemahaman ilmu pengerahuan agama maupun umum.

Meminimalkan kesenjangan  ekonomi dan sosial, Penjaga persatuan dan kesatuan, Menjalin komunikasi dan interaksi yang baik di tengah masyarakat, Mengaktifkan kembali lembaga kamling, Mengecek keberadaan pendatang
Ikut aktif mensosialisasikan bahaya radikalisme.

Ketua PCNU Purwakarta KH. Drs Bahir Mukhlis, dalam sambutannya menjelaskan, Jatman adalah kumpulan para ahli thoriqoh yang mutabaroh, didalanya ada banyak thoriqoh, namun hanya yang diakui silsilahnya secara jelas. jatman dan NU Purwakarta komitmen menjaga keutuhan NKRI dan merawat kebhinekaan.

"Mari kita bersama-sama berthoriqoh untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin, dan terutama untuk menangkal paham radikalisme dan ekstrimisme yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara,"ujarnya. (Solihin/red) 
×
Berita Terbaru Update